PETANI KELUHKAN PUPUK UREA BERSUBSIDI HARGANYA DIATAS HET.

Moh Yusuf
Uncategorized 769 Views
3 Min Read

 

sigap88news.com -Bojonegoro :Meski tidak terjadi kelangkaan dalam musim tanam padi pertama awal tahun 2020. Namun Petani mulai mengeluhkan lonjakan harga pupuk urea bersubsidi produksi PT Petrokimia Gresik. Hal itu seperti dituturkan oleh Agus (36) petani di Desa Tulungrejo Kecamatan Sumberejo Bojonegoro.

“Sudah seminggu ini, pupuk urea bersubsidi harga persaknya berisi limapuluh kilogram harganya seratus ribu sepuluh ribu rupiah,“ katanya disela sela kesibukannya di lahan padinya, Kamis (16/01/2020).

Dari kondisi tersebut, lahan padi di daerahnya dipaksakan menggunakan pupuk urea bersubsidi. Dikhawatirkan saat panen tiba dalam 40 hari mendatang, kwalitas gabah mengalami penurunan, apabila tidak menggunakan pupuk urea bersubsidi.

Maksum (50) petani lainnya dari Desa Ngumpak Dalem Kecamatan Dander, mengaku tidak kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi dan pupuk lainnya. Namun didapatkan dengan harga yang melonjak.

Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) persak 50 Kilogram Rp 90 ribu (Perkilogram Rp 1800:Red). Menurutnya, dia terpaksa membeli kebutuhan pemupukan lahan padinya dengan harga di atas HET yang telah ditetapkan pemerintah“

Mahalpun tetap saya beli, lah wong pekerjaan saya satu satunya adalah petani. Jadi ya sangat butuh pupuk,“ kata Maksum.

Selain di Kecamatan Dander dan Kecamatan Sumberejo, lonjakan harga pupuk urea bersubsidi terjadi di sejumlah kecamatan. Yakni meliputi kecamatan yang berada di bagian barat, timur dan selatan dari Kota Bojonegoro.

Seperti yang dituturkan Kepala Desa Dukuh Lor Kecamatan Malo Haji Suyitno, petani di desanya dalam dua  pekan ini telah mengalami lonjakan harga pupuk urea bersubsidi. Yakni sebesar Rp 110 Ribu persaknya isi 50 kilogram.

“Sebelumnya ya dapat membeli, tapi harganya juga sudah melangit, persaknya dalam 50 kilogram, saya beli dengan harga mencapai Rp 75 ribu. Ini sudah keterlaluan dan sangat melampui dari HET pemerintah, “ kata Kozin (35) petani lainnya di Desa Piyak Kecamatan Kanor.

Dia mengakui, lonjakan harga untuk pupuk urea bersubsidi. Namun harga pupuk lainnya tetap sesuai HET.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Helmy Elisabeth mengatakan berlakunya HET pupuk adalah di tingkat kios dengan syarat petani mengambil sendiri dan tunai langsung di kios.

”Kalau ditingkat petani biasanya sudah ada kesepakatan dengan anggota kelompok tani. Karena ada tambahan ongkos transport dari kios ke lokasi kelompok tani. Kalau di kelompok tani biasanya ada tambahan biaya transport tapi hal tersebut sudah disepakati dan ada berita acara kesepakatan antar anggota kelompok tani,” katanya.

Dia menyebutkan, tidak ada melonjaknya harga pupuk urea bersubsidi dan dipastikan tidak terjadi kelangkaan. Dikarenakan untuk masa tanam pertama telah tersedia pupuk urea bersubsidi sebanyak 33.524 ton. Alokasi tersebut sesuai surat keputusan dari Dinas Pertanian Jawa Timur.

Ditanya alokasi untuk musim tanam kedua di 2020, dijawabnya belum ada informasi akan ada tambahan atau tetap, tentu ada.

”Soal lainnya, apabila ada penimbunan pupuk dilaporkan saja kalau memang ada. Kami bekerjasama dengan Polres dan Kodim, keduanya memang jadi tim pengawasan pupuk,” terangnya. (Yuk3sYuk3s)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *