Bengkalis, Riau sigap88news.com – Mahasiswa kukerta Unri 2021 melaksanakan program sekolah alam di desa Tanjung leban, kecamatan bandar laksamana, kabupaten Bengkalis.

Seiring dengan potensi bencana kebakaran dan abrasi yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Bengkalis, diperlukan edukasi dan sosialisasi pencegahan bencana khususnya bagi generasi muda. Mereka perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana mencintai alam dan menghindari berbagai macam aktivitas yang dapat merusak alam itu sendiri.
Setidaknya hal tersebut yang menjadi dasar pemikiran didirikannya Sekolah Alam oleh Tim Kukerta Integrasi Abdimas Universitas Riau tahun 2021 di Desa Tanjung Leban yang diketuai Prof. Dr. Ashaluddin Jalil, M.S dengan anggota Dr. Achmad Hidir, M.Si, Yesi, S.Soc.,M.Soc.Sc, T. Romi Marnelly, S.Sos.,M.Si serta melibatkan 10 (sepuluh) mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Desa Tanjung Leban menjadi salah satu target kegiatan restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sehingga insan Perguruan Tinggi dituntut berperan aktif dalam mendukung berbagai kegiatan terkait restorasi dan rehabilitasi mangrove melalui penelitian maupun pengabdian masyarakat. Tuntutan peran aktif tersebut didukung oleh adanya resiko kebakaran lahan gambut dan abrasi pantai di wilayah ini yang cukup tinggi.

Sebagai langkah konkret kepedulian terhadap kelestarian alam khususnya ekosistem gambut dan mangrove, Tim Kukerta Integrasi Abdimas Universitas Riau tahun 2021 di Desa Tanjung Leban mendirikan Sekolah Alam dengan sasaran utama anak-anak usia Sekolah Dasar.
“Harapan kita bersama melalui Sekolah Alam generasi muda di Tanjung Leban dapat memberikan kontribusi bagi kelestarian alam di masa depan. Mereka diajarkan dari hal terkecil seperti tidak membuang sampah sembarangan dengan tujuan mengurangi jumlah sampah plastik karena ini menjadi jenis sampah yang berbahaya merusak ekosistem gambut, mangrove, dan membahayakan kesehatan terutama jika dibakar”. Demikian disampaikan oleh Prof. Ashaluddin Jalil atau yang akrab disapa Prof. Aje sebagai Dosen Pembimbing Lapangan Kukerta Integrasi Abdimas Universitas Riau tahun 2021.
Senada dengan harapan yang disampaikan oleh Prof. Ashaluddin Jalil tentang gagasan Sekolah Alam, dalam hal ini pihak Desa juga memberikan apresiasi serta mendukung diselenggarakannya kegiatan tersebut khususnya bagi anak-anak sebagai generasi penerus.
“Pada prinsipnya kami sangat mendukung dan memberi apresiasi atas kegiatan Sekolah Alam yang dilakukan oleh Tim KKN Integrasi Abdimas dari Universitas Riau tahun 2021 ini.
Kami sepakat bahwa edukasi dan sosialisasi penting dilakukan untuk menumbuhkan cinta terhadap alam terutama menjaga ekosistem gambut serta mencegah terjadinya kerusakan mangrove”. Ucap Pak Atim sebagai Kepala Desa Tanjung Leban Bengkalis.Sekolah Alam yang digagas oleh Tim Kukerta Integrasi Abdimas tahun 2021 di Desa Tanjung Leban tidak hanya memberikan materi tentang pentingnya menjaga serta mencintai alam tetapi juga melakukan praktik langsung.
Kegiatan praktik yang dilakukan antara lain menanam nenas serta mengajarkan mereka memanfaatkan nenas mulai dari buah hingga limbahnya. Hal ini penting untuk dilakukan sebagai langkah preventif yang mendukung pemanfaatan serta pengelolaan gambut berkelanjutan untuk masa depan yang jauh lebih baik.
Editor : Risman Zebua