Akrobat Politik Para Politisi, Apa Respon Pemilih … ?

Editor
631 Views
6 Min Read
Ilustrasi

*) Imam Sanuai, M.Pd.

Mulai akhir tahun 2022 masyarakat sering menyaksikanatraksi politik para politisi tanah air. Diawali pembentukan KIR yang beranggotakan Gerindra dan PKB, disusul pembentukanKPP yang beranggotakan NasDem, Demokrat, dan PKS dandiakhiri pembentukan koalisi PDI-P dan PPP. Frekwensi atraksipolitik para politi makin sering kita saksikan mamasuki awal2023 sampai pertengahan September 2023.

Bagai nyanyian September Ceria Vina Panduwinata, memasuki minggu pertama September 2023, atraksi politikmakin sering dipertontonkan para politisi. Golkar dan PAN yang mendekat ke PDI-P ternyata berkoalisi ke KIR, PKB yang semula bergabung ke KIR, tiba-tiba PKB bergabung ke KPP, dan Demokrat yang semula tergabung di KPP setelah AnisBaswedan kamin dengan Muhaimin Iskandar keluar dari KPP. Keluarnya Demokrat dari KPP, mmunculkan wacanapembentukan koalisi PPP, PAN, dan PKS yang dimotoriSandiaga Uno. Masih dalam bulan September, Demokrat yang pernah diisukan akan menemani PPP bergabung ke PDI-P ternyata mendeklarasikan mendukung Bacapres PrabowoSubianto.  

Tidak cukup atraksi politik berupa perubahan konfigurasikoalisi, muncul pula atraksi politik dari para politisi secaraperorangan. Ridwan Kamil yang merupakan Kader Gorlkandengan dalih menyambung tali silaturrahmi, bertandang keMegawati Sukarno Putri. Silaturrahmi Ridwan Kamil diikutioleh Mahfud MD bertandang ke Megawati Sukarno Putri danMahfud MD melanjjutkan ngopi sore dengan Bacapres PDI-P Ganjar Pranowo. Silaturrahmi para politisi ini sebenarnyamerupakan penjajakan dan pendekatan antara partai politikdengan figure Bacawapres serta penjajakan dan pendekatanantara Bacapres dengan figure Bacawapres.

Atraksi politik secara perorangan juga dilakukan olehJokowi Priseden yang secara kebetulan merupakan kader PDI-P. Jokowi yang sedang berkuasa menyatakan data pergerakanpartai politik ada ditangannya dan Jokowi tahu dalaman setiappartai politik. Pernyataan Jokowi  direspon oleh publik bahwapartai poilik dibawah kontrolnya, dan partai politik merasaberada dalam tekanan penguasa. Hampir bersamaan denganpernyataan Jokowi muncullah wacana Pilpres 2024 hanya akandiikuti dua koalisi.

KIM yang beranggotakan Gerindra, Golkar, PAN danDemokrat akan melebur ke koalisi PD-P, PPP, Hanura, danPerindo dengan memasangkan GanjarPrabowo atau PrabowoGanjar, dan KPP (AMIN) akan beranggotakan NasDem, PKB dan PKS dengan pasangan AnisMuhaimin. Muncul juga kabarburung dua koalisi akan terdiri dari PD-P, PPP, Hanura, Perindo, PKB dengan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres dan KPP akanberanggotakan NasDem, Gerindra, Golkar, PAN, Demkorat, danPKS dengan Bacapres Prabowo Subianto.

Walau Prabowo Subianto Ganjar Pranowo diwacanakanakan dikawinkan, PDI-P melalui Hasto Kristianto dan SyaifulJarot tengah gencar menyerang pribadi Prabowo Subiantomelalui isu cekik dan tamparan Prabowo ke Harvick HasnulQolbi Wamentan. Belum jelas arah serangan Hasto Kristiantodan Syaiful Jarot terhadap Prabowo Subianto, apakah sebagaiupaya menjatuhkan atau merupakan ketidaksengajaan berprilakubagai oposisi. Inilah yang kadang kala membaingungkan publik, akan dikawinkan tetapi cakar-cakaran ?.

Jika menjelang satu bulan pendaftaran Pilpres 2024 wacanamemasangkan Ganjar PranowoPrabowo Subianto atauPrabowo Subianto Ganjar Pranowo muncul untuk menyatukankekuatan yang sama menyuarakan kelanjutan Jokowi danmerupakan refresentasi penguasa, tetapi bisa merupakan strategipemenangan serta merupakan upaya bersama mengempurAMIN yang dianggap sebagai refresentasi Oposisi. Sedangkanwacana memunculkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subiantosebagai Bacapres tanpa Anis Beswedan, merupakan strategi daripenguasa memenangkan Pilpres sebelum 14 Pebruari 2024.Kalau Anis Baswedan tidak ikut kontestasi Pilres 2024, penguasa tidak perlu pusing menyelenggarakan Pilpres 2024, karena kemenangan sudah ditangan, dan dipastikan program akan berlanjut, masih bisa mempengaruhi kebijakan dan semuapersoalan dijamin aman.

Atraksi politik berikutnya bergabungnya Demokrat keKIM, padahal pada minggu-minggu setelah Demokrat keluardari KPP, Demokrat mengindikasikan akan bergabung ke PDI-P dan PPP, ternyata dengan alasan kesamaan Visi dan Misi sertamerasa nyaman akhirnya Demokrat bergabung dengan KIM. Selanjutnya Kaesang Pangareb yang merupakan putra PresidenJokowi memilih bergabung dengan PSI, padahal dalam PDI-P satu keluarga tidak boleh berbeda haluan politik.

Kaesang Pangareb dengan alasan ingin pemuda menjadisabjek bukan objek dari politik mantab berKTA PSI yang dipresentasikan sebagai partai politik generasi Z. Sebagai bagiandari generasi Z Kaesang Pangareb mantab bergabung denganPSI, karena PSI secara lagsung berjuang bersama generasi Z. Tapi bergabungnya Kaesang Pangareb ke PSI memunculkanpertanyaan apa pertimbangan politiknya. Apakah ini bagian darilangkah Presiden Jokowi melebarkan sayap politik menjelanglengser atau sebagai politik dua kaki Prisiden Jokowi ?. Hanyawaktu yang akan menjawab dan semoga akrobat politik yanhgdipertontonkan para politisi tidak menyebabkan pemilih apatisterhadap penyelenggaraan Pemilu 2024.

*) Imam Sanusi, M.Pd., Sampang, Jawa Timur.

TAGGED: , ,
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *