Oleh : KH.Ach Fauzan Zaini, MH
Arab Saudi memang dikenal sebagai Negara dengan gurun pasir yang melintang luas. Tapi, bukan berarti Negara ini semua tandus. Ia mempunyai salah satu tempat yang menakjubkan dengan hamparan bunga-bunga mawar yang harum serta bermekaran saat musim semi tiba. Tempat ini adalah seperti bogor di Indonesia. Tempat tersebut adalah Thaif, sebuah kota sejuk yang berada di wilayah Barat Arab Saudi, tepatnya berada di lembah pegunungan pasir dan pegunungan Al Hada sekitar 67 kilometer dari Kota Makkah. Kota Thaif menjadi ekosistem yang nyaman bagi ribuan kebun mawar yang menghampar luas karena iklim di wilayah thaif ini sangat mendukung akan pertumbuhannya. Thaif bahkan dikenal sebagai kota mawar, persis seperti sebutan kota Bandung dengan nama “Kota Kembang”.
Thaif disebut kota mawar, pasalnya ada sekitar 800 perkebunan bunga yang terhampar. Tak hanya itu, banyak di antaranya juga telah dibuka umum yang dikunjungi para wisatawan, tentu para Jama’ah Umroh dan Haji terkadang tidak melewatkan tempat satu ini untuk dikunjungi. Jika musim semi telah tiba, penduduk di dataran tinggi Thaif akan memetik, memanen dan menyuling sekitar 300-400 juta bunga yang mekar. Hasil penyulingan itu salah satunya dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak wangi yang nantinya setelah selesai diproduksi minyak-minyak wangi tersebut nanti akan dijual ke para wisatawan atau para jamaah haji dan umroh.
Selain itu, mawar-mawar yang sudah disuling tersebut akan dijadikan komponen berharga dalam industri kosmetik dan kecantikan.
konon, bahkan air mawar dari kota Thaif ini juga juga digunakan untuk mencuci dinding Ka’bah yang dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun yang pelaksanaannya dilakukan di Masjidil Haram. Tidak hanya demikian, saat musim haji tiba, untuk menyambut kedatangan para tamu-tamu Allah, penutup Ka’bah (Kiswah) juga akan ditaburi dengan air mawar yang berasal dari Thaif itu. Kota Thaif ini juga dipenuhi tempat-tempat wisata buatan yang disediakan bagi penduduk Arab Saudi. Jika ingin mampir sejenak, di kawasan ini terdapat pula tempat untuk miqat yakni Qornul Manazi.
Bahkan kabarnya, para raja Saudi dan kerabatnya banyak membangun tempat peristirahatan di kota Thaif, maka karena hal itu pula kota Thaif dijuluki Qaryah Al-Mulk yang berarti Desa Para Raja. Tentu ini seperti menjadikan kebiasaan para penguasa-penguasa yang memilih dataran tinggi nan sejuk sebagai rumah kedua setelah istana-istana mereka. Tempat-tempat seperti ini kerap dijadikan sarana berwisata kala musim panas. Selain hawa sejuk, satu hal yang membuat kota Thaif kian membuat kota ini semakin indah adalah keberadaan pohon-pohon Zaqqum, Pohon langka yang namanya tercantum dalam Al-Quran. Pohon ini memiliki duri yang tajam dan besar, pohon ini juga merupakan jenis pohon langka yang tak tumbuh di Indonesia atau negara lainnya. Istimewanya pohon ini adalah namanya yang disebut dalam satu ayat alquran dalam surat al wa-waqiah.
Selain pesona alamnya yang indah, Di jantung Kota Thaif juga berdiri megah dan mewah beberapa masjid, seperti Masjid Jami’ Khodimul Haramain Syarifain, Masjid Addas, Masjid Ku’ (ku’un), masjid tempat Rasulullah SAW dilempari batu oleh penduduk Thaif, dan Masjid Jami’ Abdullah bin Abbas yang digunakan Rasulullah SAW untuk shalat Zhuhur dan Ashar di-jama’ taqdim qashar. Tentu, yang menjadikan kota ini semakin istimewa dan sarat historical adalah bahwa kota Thaif juga menyimpan sejarah perkembangan penyebaran agama Islam dan sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Di kota inilah Rasulullah SAW pertama kali mendapat tantangan, cemoohan, pengusiran bahkan sempat dilempari batu oleh kabilah Tsaqif, kabilah terbesar di kota Thaif.
Penulis adalah: R.KH. Fauzan Zaini, MH.
Khodimul Ma’had (pengasuh) Pondok Pesantren miftahul ulum Karang Durin, Tlambah, karang penang, Sampang.
Wakil ketua tanfidziyah PCNU Sampang.
Wakil sekretaris PW RMI NU Jawa Timur.
Mustasyar MWC NU Karang Penang