Banyuwangi, sigap88news.com – Tidak ngantornya Supriyono, SH., kades Kradenan kecamatan Purwoharjo kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur hingga beberapa Minggu membuat warga resah dan kecewa terhadap kinerja BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang dianggap melempem.
Keresahan warga dipicu pelayanan yang tidak maksimal oleh pemerintah desa walaupun masih ada sekretaris desa yang bisa mewakili peran kepala desa Kradenan.
“Untuk pelayanan saya mas umpama yang biasanya harus kades sudah saya kordinasikan sama instasi terkait boleh pakai atas nama stempel kepala desa,” tutur Udo selaku sekertaris desa Kradenan, Jumat (10/1)
Namun yang lebih meresahkan adalah akibat melempemnya BPD Kradenan maka berakibat hilangnya peluang pembangunan desa karena RAPBdes tidak direkomendasi oleh pemerintah hingga dananya tidak bisa cair.
Hal tersebut diungkapkan oleh Adi (54th) salahsatu warga Kradenan, dimana seharusnya BPD bisa lebih tegas dalam bersikap sebagai wakil masyarakat.
“Jika kades terlalu lama tidak ngantor pasti akan terjadi masalah dalam pengambilan kebijakan dan pelayanan, harusnya BPD bisa lebih tegas mengambil langkah,” ungkapnya.
Bahkan menurut Adi ,saat ini ditengah masyarakat desa Kradenan sudah berkembang opini dugaan jika ada kongkalikong yang saling menguntungkan antara Kades dan BPD.
“Jangan salahkan warga jika menduga antara kades dan BPD ada kongkalikong saling menguntungkan sehingga seolah-olah saling menutupi kelemahan masing-masing”, tambahnya.
Ketua BPD Kradenan, Seneng saat dikonfirmasi keberadaan kades mengatakan jika saat ini sedang izin berobat karena sakit.
“Pak kades ijin cuti sakit untuk berobat,” jawabnya singkat.(her)