Banten, Sigap88news.com – Anggota DPRD Kabupaten Lebak Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar Muamar Adi Prasetya tinjau lokasi daerah irigasi (DI) Cikadu, yang berada di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Rabu (11/06/2025). Saat ini kondisi irigasi tersebut hancur dan sudah tidak berfungsi.

Turut dalam rombongan Muamar tersebut, Kepala Desa Bayah Barat Usep Suhendar, UPT Pengairan Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Lebak Juned, Anggota BPBD Kecamatan Bayah Gagan Sugandi, Ketua Poktan Mitra Asih yang juga selaku pengurus P3A Mitra Tani Hj. Siti Suwega, Mantri Tani Desa Bayah Barat Fauzi, serta yang lainnya.
Kedatangan dari anggota DPRD Lebak ini adalah dalam rangka menindaklanjuti keluhan para petani warga Desa Bayah Barat dan Desa Bayah Timur yang kesulitan pasokan air untuk mengairi sawah, akibat kondisi bendungan yang hancur dan tidak berfungsi.

“Saya selaku DPRD Kabupaten Lebak dari Fraksi Partai Golkar dari Dapil IV, termasuk Bayah Timur dan Bayah Barat didalamnya, sudah menjadi kewajiban, dan tentu kita berupaya agar bendungan ini segera dapat diperbaiki. Sehingga ketahanan pangan, swasembada pangan, visi-misi Presiden dapat terwujud. Begitu juga mensukseskan visi-misi Bupati Lebak. Dari info yang didapatkan, 85 hektar sawah tidak terairi dampak dari tertutupnya oleh sedimen-sedimen yang dibawa oleh sungai Cidikit. Semoga cepat direalisasikan dan diperbaiki, dioperasikan, panen kita berlimpah,” beber Muamar.
Ditempat yang sama, Ketua Poktan Mitra Asih yang juga pengurus P3A Mitra Tani Hj. Siti Suwega berharap kepada pemerintah agar segera merealisasikan pembangunan bendungan daerah irigasi (DI) Cikadu yang diusulkan melalui anggota DPRD Lebak.
“Saya sangat mengharapkan untuk segera direhabilitasi saluran irigasi di DI Cikadu, pertama dari hulu yang ada di Leuwi Nanggung ini, bagaimana caranya yang penting bisa masuk ke pintu air, dari hulu sampai ke hilir. Karena hingga saat ini sekitar 85 hektar sawah tidak bisa digarap karena tidak adanya air yang masuk ke saluran irigasi. Serta, dengan adanya penumpukan sedimen di sini, itu mengakibatkan beberapa kerusakan sawah yang ada di Desa Bayah Barat, itu banyak yang abrasi sekitar 5 hektar, termasuk sawah keluarga saya sendiri itu ada 4000 M², dan saudara-saudara saya lainnya yang totalnya sekitar 5 hektar itu menjadi parakan atau hamparan material sirtu ( pasir dan batu_red).
“Untuk itu saya mengharapkan kepada pemerintah untuk segera merealisasikan apa yang diusulkan oleh bapak dewan (Muamar Adi Prasetya_red),” harap Siti Suwega.
Dari hasil investigasi awak media dilapangan, akibat terus menumpuknya sedimen material pasir dan batu (Sirtu) di sepanjang aliran sungai Cidikit menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan terjadi abrasi terhadap sawah dan tanah daratan yang ada di Desa Bayah Barat dan Bayah Timur.
Tumpukan pasir dan Sirtu ini terbawa arus dari hulu Sungai Cidikit pada saat terjadi banjir, dan diduga kuat tumpukan pasir dan batu ini berasal dari limbah penambangan emas PT Samudra Banten Jaya (PT SBJ).
Atas kuatnya dugaan tersebut, masyarakat petani yang ada di Desa Bayah Barat dan Bayah Timur, meminta kepada pihak PT SBJ dapat bertanggung jawab dan memberikan kompensasi kepada mereka yang selama ini mengalami kerugian akibat kehilangan lahan pesawahan.
Seperti yang diungkapkan salah seorang pemilik sawah yang mengalami abrasi di Bayah Barat, Ifan Trisa, Ia meminta kepada pemerintah agar memberikan solusi terhadap permasalahan yang tengah dihadapi oleh petani warga Bayah Barat dan Bayah Timur.
Selain itu dirinya juga meminta agar pihak pertambangan emas PT SBJ dapat bertanggung jawab atas penumpukan sedimen pasir dan batu yang diduga kuat dari limbah penambangan emas yang dilakukan PT SBJ. (Tim_red)