Banten, Sigap88news.com – Ratusan warga Kampung Cipunaga RT 004/003, Desa Cihara, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, menggelar aksi gotong royong memperbaiki jalan rusak sepanjang 1,5 kilometer, Jumat (22/08/2025).

Aksi itu dilakukan karena kesal menunggu perhatian dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten yang hingga kini belum ada kepastian perbaikan.
Warga Cipunaga, usai Solat Jum’at, dipimpin tokoh masyarakat, pemuda, serta santri Pondok Pesantren Al Ma’arij itu, mengangkut batu dari lokasi penambangan Cinagrog, Kecamatan Malingping, sejauh 22,5 kilometer. Warga menggali batu dengan alat linggis, palu, dan kampak. Batu-batu tersebut kemudian diangkut dengan kendaraan losbak (bak terbuka) dan digunakan untuk menutup lubang-lubang di badan jalan.

“Aksi ini untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas, terutama pengendara roda dua. Rabat beton yang dibangun pada 2015 lalu sudah pecah dan bolong-bolong,” kata Ustadz Gozali, pimpinan Ponpes Al Ma’arij sekaligus penggerak aksi gotong royong.
Pada aksi tersebut, terlihat hadir pula dan ikut serta dalam gotong royong Ketua RT Akod, Ketua Pemuda Suwardi, sesepuh kampung Abah KH Jazuli, hingga para santri di Ponpes Al Ma’arij.
Kerusakan jalan Cipunaga yang menghubungkan RT 04 dengan Jalan Nasional III sebelumnya ramai diberitakan media lokal dan viral di media sosial. Wakil Bupati Lebak, H. Amir Hamzah, angkat bicara terkait persoalan tersebut.
Menurut Amir, kerusakan jalan desa bukan hanya terjadi di Cihara, melainkan juga di banyak titik lain di Kabupaten Lebak. Ia menegaskan, pemerintah daerah telah mengalokasikan Dana Desa (DD) dengan jumlah cukup besar, sehingga pengelolaannya menjadi tanggung jawab kepala desa.
“Anu di kota geh loba jalan rusak, apalagi jalan desa mah. APBDes terbatas, tapi kami dari Pemkab sudah bantu cukup besar. Tinggal bagaimana kepala desa mengelola dengan baik,” ujar Amir melalui pesan singkat WhatsApp yang diterima wartawan, Selasa (19/08/2025) malam.
Amir menambahkan, penggunaan Dana Desa tidak hanya untuk infrastruktur, tetapi juga mencakup program ketahanan pangan, penanganan kemiskinan ekstrem, layanan kesehatan, transformasi digital, hingga bantuan langsung tunai (BLT).
“Semua program harus berjalan. Karena anggaran terbatas, desa juga harus mampu menggali potensi sebagai sumber pendapatan tambahan untuk pembangunan,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Lebak, Mochammad Hasbi Asidiqi Jayabaya, juga menyoroti persoalan jalan desa saat memimpin upacara HUT ke-80 RI di Rangkasbitung.
Dengan nada tegas, Hasbi mengingatkan para kepala desa agar serius memanfaatkan Dana Desa sesuai amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ia bahkan menyinggung ada kepala desa yang memiliki mobil mewah, sementara jalan di wilayahnya rusak parah.
“Saya ingatkan para kepala desa, ke mana saja dana desa? Jalan desa rusak, kepala desa mobilnya Fortuner dan Pajero. Macem-macem jeung aing dipariksa dararia ku aing,” ujar Hasbi dengan nada gusar.
Hasbi menyebutkan, total panjang jalan desa di Lebak mencapai 1.617 kilometer, dan sebagian besar dalam kondisi rusak.
Sementara, Sekretaris Desa Cihara, Akhmad Yani, membenarkan kondisi jalan di RT 004/003 Kampung Cipunaga memang rusak sejak dibangun pada 2015. Namun, kata dia, keterbatasan anggaran membuat perbaikan belum bisa dilakukan.
“Untuk tahun 2025 ini Dana Desa difokuskan pada perbaikan jalan di RT 02 sepanjang 300 meter menuju SMA, serta di RW 02 Kampung Sempur Bandung sepanjang 100 meter. Insya Allah untuk jalan di RT 04 bisa diusulkan pada perubahan atau masuk anggaran 2026,” jelas Yani. (AR_red)