Warga Camplong Geruduk Kantor Dinsos, Langsung Mendapat Respon Dari Pihak Terkait

Editor
887 Views
2 Min Read

Sampang, sigap88news.com – Puluhan warga dari Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang Datangi kantor Dinas Sosial. Puluhan orang tersebut menanyakan terkait Bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai tahap pertama yang sampai sekarang belum diterima oleh puluhan keluarga penerima manfaat (KPM) kepada bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Kedatangan mereka direspon langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sampang, mereka menanyakan status Bantuan Sosial (Bansos) baik itu Bantuan PKH dan BPNT, Namun mayoritas dari PKH. Sebab, mereka merasa tidak mendapatkan bantuan saat pencairan yang telah terealisasi pada tahap pertama lalu, tepatnya pada awal 2023.

“Kedatangan warga Camplong kesini itu tujuannya untuk menanyakan soal Bansos PKH dan BPNT tahap pertama yang direalisasikan pada awal tahun. Jumlah warga yang datang cukup banyak ada sekitar 30an sehingga kesannya Dinsos digeruduk padahal tidak,” ujarnya Ewin saat di konfirmasi, Rabu (8/5/2023).

Selain itu Erwin mengatakan pelayanan terhadap puluhan warga tersebut langsung dilayani secara bergantian satu persatu dan rata-rata warga yang datang mengalami kendala tidak menerima bantuan karena faktor di data kependudukan. Setelah dilakukan pengecekan di SIKS-NG, mereka terkendala di Anggota Rumah Tangga yang sudah tidak masuk di Kartu Keluarganya.

“Begitupun yang datang ke sini, mereka non komponen dan mereka baru, belum pernah memasukkan data ke kita,” terangnya.

Kendati demikian, Erwin tetap memfasilitasi warga yang datang ke kantor dinsos, sebab mereka khawatir karena merasa namanya tercantum di aplikasi bansos yang telah dicek secara mandiri. Sementara tidak semua nama yang tercantum di aplikasi mendapatkan bantuan.

Pihak terkait sudah memberikan pemahaman bagi warga yang datang ke kantor dinas sosial itu, terutama bagi pemilik kartu Program Keluarga Harapan.

“Sudah kami beri pemahaman kepada mereka, pada khususnya PKH. Jadi SP2D yang dikirim ke kita itulah yang digunakan, bukan dari data-data demikian karena data tersebut kemungkinan besar tidak sama dengan SP2D yang telah diterima,” pungkasnya..

TAGGED:
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *