BANYUWANGI SIGAP88NEWS pemecatan Kepala Dusun (Kadus) Gunung Krikil, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Slamet oleh Kades Tegalharjo Mursyid mendapat respon keras dari beberapa tokoh masyarakat desa tegalharjo
Salah seorang tokoh masyarakat tegalharjo Sabiudin, menyayangkan sikap arogansi Kades Mursyid. Menurut dia, Mursyid sebagai kades harusnya mampu memberikan contoh yang baik dan bijak bagi masyarakat dan juga bawahannya. “Sebagai kades, dirinya harus tahu kalau segala sesuatu yang menyangkut pemerintahan desa itu sudah diatur dalam Undang-Undang. Jadi lalui dulu aturannya, baru ambil keputusan,” sergah Sabiudin, Kamis malam (18/1/18).
Bahkan Sabiudin juga menyayangkan sikap Kades Mursyid yang terlalu dini mengeluarkan keputusan tanpa melalui musyawarah. “Di desa kan ada BPD. Mestinya tahapan-tahapan harus dilalui terlebih dahulu, baru ambil keputusan,” tandasnya.
Yang membuat Sabiudin semakin heran, ternyata surat Camat Glenmore Didik Suharsono sehubungan dengan kasus pemecatan Kadus Slamet malah dijawab dengan berbagai alasan. “Ini benar-benar bukan sifat pemimpin yang bijaksana. Kalau camat yang notabene pimpinannya saja tidak dihiraukan, apalagi masyarakatnya,” sesalnya.
Sabiudin secara pribadi mendukung upaya mantan Kadus Slamet untuk membawa permasalahan itu ke PTUN. Hal itu untuk mengungkap apa sebenarnya yang sudah terjadi.
“Ini yang nggak masuk akal. Masak baru dilantik 3 hari, belum melaksanakan tugas, malah langsung memecat bawahannya. Kan ada aturan soal pemberhentian perangkat dalam Perda No 3 tahun 2017 tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa. Intinya aturan itu harus dilalui. Tidak ada peringatan, malah langsung main pecat,” sesalnya.
Sebagai tokoh masyarakat, Sabiudin berharap ingin melihat Desa Tegalharjo maju, makmur, damai, dan aman. Terkait pemecatan Kadus Slamet yang dia nilai tanpa melalui prosedural, Sabiudin menengarai bakal menjadi bom waktu yang pada saatnya pasti akan meledak. (Heru c)
